Judul percobaan
Pembuktian asam basa dan unsur hara pada abu tanaman
II. Tujuan percobaan
1.
Untuk mengidentifikasi sifat air abu
tanaman
2.
Untuk mengidentifikasi unsur hara pada
abu tanaman
III. Dasar teori
A. Sejarah
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis,
termasuk Antoine Lavoisier, secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena
pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena ia
tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan
HI. Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang
berarti "pembentuk asam". Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin
teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir
Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus
ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry
Davy, berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan Swedia Svante Arrhenius lalu
menggunakan landasan ini untuk mengembangkan definisinya tentang asam. Ia
mengemukakan teorinya pada tahun 1884.
Pada tahun 1923, Johannes
Nicolaus Brønsted dari
Denmark dan Martin Lowry dari Inggris masing-masing mengemukakan definisi
protonik asam-basa yang kemudian dikenal dengan nama kedua ilmuwan ini.
Definisi yang lebih umum diajukan oleh Lewis pada tahun yang sama, menjelaskan reaksi
asam-basa sebagai proses transfer pasangan elektron.
B. Definisi asam
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari
istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid
(bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam
yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry,
dan Lewis.
- Arrhenius: Menurut
definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air.
Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius
ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
- Brønsted-Lowry:
Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan
basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted
dan Lowry
secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak
larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
- Lewis: Menurut definisi
ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang
dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis
ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang
dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida.
Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul.
Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital
kosongnya yang paling rendah (LUMO)
dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO)
dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung
membentuk orbital molekul
ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas
cakupannya, definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan.
Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion
hidronium dan basa konjugasi terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi
proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang
lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.Sistem
asam/basa berbeda dengan reaksi redoks; tak ada perubahan bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa.
C. Sifat-sifat
Sifat asam :
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Memiliki rasa
asam atau masam atau kecut jika dikecap
b.
Menghasilkan
ion H+ jika dilarutkan dalam air
c.
Memiliki pH
kurang dari 7 (pH < 7)
d.
Bersifat
korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam
e.
Jika di uji
dengan kertas lakmus mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut :
• Lakmus biru berubah menjadi warna merah.
• Lakmus merah tetap berwarna merah.
• Lakmus biru berubah menjadi warna merah.
• Lakmus merah tetap berwarna merah.
f.
Menghantarkan
arus listrik
g.
Bereaksi
dengan logam menghasilkan gas hidrogen
Dalam air,
reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air,
yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- + H3O+
D. Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.
Asam kuat, yaitu asam yang
banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi
sempurna dalam larutannya).
b.
Asam lemah, adalah asam yang
sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi
sebagian).
Asam juga
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya adalah sebagai berikut:
a. Proses dalam pembuatan pupuk
b. Proses dalam Pembuatan obat-obatan
c. Pembersih permukaan logam
d. Proses pembuatan Bahan peledak
e. Proses pembuatan Pengawet makanan
a. Proses dalam pembuatan pupuk
b. Proses dalam Pembuatan obat-obatan
c. Pembersih permukaan logam
d. Proses pembuatan Bahan peledak
e. Proses pembuatan Pengawet makanan
No
|
Nama Asam
|
Terdapat dalam
|
1
|
Asam asetat
|
Larutan cuka
|
2
|
Asam askorbat
|
Jeruk, tomat,
sayuran
|
3
|
Asam sitrat
|
Jeruk
|
4
|
Asam tanat
|
teh
|
5
|
Asam karbonat
|
Minuman
berkarbonasi
|
6
|
Asam klorida
|
Lambung
|
7
|
Asam nitrat
|
Pupuk peledak
|
8
|
Asam laktat
|
Susu yang
difermentasikan
|
9
|
Asam sulfat
|
Baterai mobil,
pupuk
|
10
|
Asam benzoat
|
Bahan pengawet
makanan
|
E. Penggunaan asam
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering
digunakan untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman"
(pickling). Asam
dapat digunakan sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin
F.
Basa
Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air
yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH
yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat
menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H2O).
Inilah Beberapa basa yang sudah
dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada tabel berikut :
No
|
Nama basa
|
Terdapat dalam
|
1
|
Aluminium
hidroksida
|
Deodoran dan
antasida
|
2
|
Kalsium hidroksida
|
Mortar dan
plester
|
3
|
Magnesium
hidroksida
|
Obat urus-urus
dan antasida
|
4
|
Natrium
hidroksida
|
Bahan sabun
|
G.
Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut :
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut :
a.
Rasanya itu Pahit dan terasa
licin pada kulit.
b.
Apabila dilarutkan dalam
air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH
c.
Memiliki pH di atas 7 (pH >
7)
d.
Bersifat elektrolit.
e.
Jika diuji menggunakan kertas
lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
• Lakmus merah -> berubah
warnanya menjadi biru.
• Lakmus biru -> tetap berwarna biru
• Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f.
Menetralkan sifat asam.
F. Pengelompokan
basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH-, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu:
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH-, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
Basa kuat, yaitu basa yang bisa
menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan
istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan
Kalsium hidroksida.
2.
Basa lemah, yaitu basa yang
bisa menghasilkan ion OH” dalam jumlah kecil.Contohnya ammonia.
G. Penggunaan basa
a. Bahan dalam pembuatan semen.
b. Pembuatan deterjen/sabun.
c. Baking soda dalam pembuatan kue.
a. Bahan dalam pembuatan semen.
b. Pembuatan deterjen/sabun.
c. Baking soda dalam pembuatan kue.
H. Garam
Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion)
basa dan ion negatif (kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi
maka reaksinya disebut reaksi penetralan (reaksi netralisasi).
Beberapa contoh garam yang dikenal
orang sebagai berikut :
No
|
Nama garam
|
rumus
|
Nama dagang
|
Manfaat
|
1
|
Natrium
klorida
|
NaCI
|
Garam dapur
|
Penambah rasa
makanan
|
2
|
Natrium bikarbonat
|
NaHCO3
|
baking soda
|
Pengembang kue
|
3
|
Kalsium karbonat
|
CaCO3
|
kalsit
|
Cat tembok dan bahan karet
|
4
|
Kalsium nitrat
|
KNO3
|
Saltpeter
|
Pupuk dan bahan
peledak
|
5
|
Kalsium
karbonat
|
K2CO3
|
potash
|
Sabun dan kaca
|
6
|
Natrium posfat
|
Na3PO4
|
TSP
|
Deterjen
|
7
|
Amonium
klorida
|
NH4Cl
|
salmiak
|
Baterai kering
|
Berikut ini adalah karakteristik
dari garam.
1. Memiliki titik lebur yang tinggi.
2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral
1. Memiliki titik lebur yang tinggi.
2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral
Sifat ini tergantung dari jenis asam/basa kuat
pembentuknya.

Asam + Basa Garam + Air
Contoh:

Reaksi kimia lain yang dapat
menghasilkan garam adalah:
1.
Asam
+ Basa Garam + Air

2.
Basa
+ Oksida asam Garam + Air

3.
Asam
+ Oksida basa Garam + Air

4.
Oksida
asam + Oksida basa Garam

5.
Logam
+ Asam Garam + H2

Berikut ini ragam indikator.
1.
Indikator
alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhan)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat
asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak
Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak.
Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea
Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah:
a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa.
a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa.
b.
Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah:
Nama indikator trayek pH Perubahan warna
1. fenolftalein (pp) 8,3-10 tak berwarna-merah muda
2. Metil orange(Mo) 3,2-4,4 Merah-kuning
3. Metil merah (Mm) 4,8-6,0 Merah-kuning
4. Bromtimol biru (Bb) 6,0-7,6 Kuning-biru
5. Metil biru (Mb) 10,6-13,4 Biru-ungu
Nama indikator trayek pH Perubahan warna
1. fenolftalein (pp) 8,3-10 tak berwarna-merah muda
2. Metil orange(Mo) 3,2-4,4 Merah-kuning
3. Metil merah (Mm) 4,8-6,0 Merah-kuning
4. Bromtimol biru (Bb) 6,0-7,6 Kuning-biru
5. Metil biru (Mb) 10,6-13,4 Biru-ungu
Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang
berbeda untuk setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk
memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk
indikator universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator
secara digital.
Indikator, Skala Keasaman dan
Kebasaan
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan
basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam
atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat
kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh
besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil
nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH
maka senyawa tersebut semakin bersifat
basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat
secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan
indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator
diteteskan pada larutan asam atau basa.
IV. Alat dan bahan
a.
Alat
No
|
Alat
|
Ukuran
|
Jumlah
|
1
|
Kaleng
|
-
|
3 buah
|
2
|
Gelas
kimia
|
250 ml
|
3 buah
|
3
|
Gelas
kimia
|
100 ml
|
3 buah
|
4
|
Spatula
|
-
|
1 buah
|
5
|
Lumpang
|
Sedang
|
2 buah
|
6
|
Alu
|
Sedang
|
1 buah
|
7
|
Cawan
porselin
|
Sedang
|
1 buah
|
8
|
Kasa
|
15 x 15 cm
|
1 buah
|
9
|
Kaki
tiga
|
-
|
1 buah
|
10
|
Pembakar
spiritus
|
-
|
1 buah
|
11
|
Ph
universal
|
-
|
1 buah
|
12
|
Pipet
tetes
|
-
|
2 buah
|
13
|
Plat
tetes
|
-
|
1 buah
|
14
|
Gelas
kaca kecil
|
-
|
3 buah
|
b.
Bahan
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Bunga
karamunting
|
15 kuntum
|
2
|
Bunga
kembang sepatu
|
7 kuntum
|
3
|
Kunyit
|
1 ruas
|
4
|
Abu
kayu dan abu serbuk kayu
|
200 ml
|
5
|
Kapur
sirih
|
9 tetes
|
6
|
Cuka
|
9 tetes
|
7
|
Air
galon
|
9 tetes
|
8
|
Spritus
|
250 ml
|
9
|
Fenolftalein
|
6 tetes
|
10
|
Kertas
saring 8x8cm
|
4 kertas
|
11
|
Lakmus
biru dan merah
|
8 buah
|
12
|
Korek
api
|
5 batang
|
V. Cara kerja
1.
Membakar sampah organik (serpihan kayu)
sampai menjadi abu
2.
Memasukkan abu hasil pembakaran dalam
wadah kaleng
3.
Mencampurkan abu dengan air dengan
perbandingan 1:2
4.
Mengendapkan larutan selama 1 malam
5.
Menyaring filtrat dengan endapannya,
kemudian menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang
sepatu dan kunyit
6.
Amati warnanya dan tentukan sifat
filtrat abu tersebut
7.
Sebagai perbandingan untuk menentukan
sifat larutan, dapat dibuat dengan membuat larutan asam (cuka), larutan basa
(air kapur), dan larutan netral (air galon)
8.
Filtrat yang masih tersisa kemudian
diuapkan, jika terdapat endapan, lakukan uji nyala dengan cara membakar
endapan, amati warna pembakaran
VI. Hasil pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil
pengamatan
|
Warna awal
|
||
a.
Air abu kayu
|
Warna
kuning
|
|
b.
Air abu serbuk gergaji
|
Warna
kecoklatan
|
|
c.
Air galon
|
Warna
bening
|
|
d.
Air kapur
|
Warna
putih
|
|
e.
Air cuka
|
Warna
bening
|
|
f.
Indikator bunga karamunting
|
Warna
ungu
|
|
g.
Indikator bunga kembang sepatu
|
Warna
merah
|
|
h.
Indikator kunyit
|
Warna
kuning pekat
|
|
Perubahan warna
|
||
1
|
Air
abu kayu + indikator
|
Indikator
ditetesi 3 tetes air abu kayu
|
a.
Bunga karamunting
|
Warna
berubah menjadi hijau lumut
|
|
b.
Kembang sepatu
|
Warna
berubah menjadi hijau lumut
|
|
c.
kunyit
|
Warna
berubah menjadi kecoklatan
|
|
2
|
Air
abu serbuk gergaji + indikator
|
Indikator
ditetesi 3 tetes air abu serbuk gergaji
|
a.
bunga karamunting
|
Warna
berubah menjadi hijau kekuningan
|
|
b.
kembang sepatu
|
Warna
berubah menjadi hijau lumut
|
|
c.
kunyit
|
Warna
berubah menjadi hijau kecoklatan
|
|
3
|
Air
cuka + indikator
|
Indikator
ditetesi 3 tetes air cuka
|
a.
bunga karamunting
|
Warna
berubah menjadi merah muda (pink)
|
|
b.
kembang sepatu
|
Warna
berubah menjadi merah cerah
|
|
c.
kunyit
|
Warna
berubah menjadi kuning cerah
|
|
4
|
Air
kapur + indikator
|
Indikator
ditetesi 3 tetes air kapur
|
a.
bunga karamunting
|
Warna
berubah menjadi hijau kecoklatan
|
|
b.
kembang sepatu
|
Warna
berubah menjadi hijau tua
|
|
c.
kunyit
|
Warna
berubah menjadi kecoklatan
|
|
5
|
Air
galon + indikator
|
Indikator
ditetesi 3 tetes air galon
|
a.
bunga karamunting
|
Warna
berubah menjadi ungu muda
|
|
b.
kembang sepatu
|
Warna
berubah menjadi merah
|
|
c.
kunyit
|
Warna
berubah menjadi kuning
|
Tabel 1.2 Fenolftalein
No
|
Perlakuan dengan fenolftalein
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Air
abu kayu
|
Berubah
warna dari kuning pucat menjadi pink tua
|
2
|
Air
abu serbuk gergaji
|
Berubah
warna dari kecoklatan menjadi pink tua
|
3
|
Air
cuka
|
Berubah
warna dari beningmenjadi bening
|
4
|
Air
galon
|
Berubah
warna dari beningmenjadi bening
|
5
|
Air
kapur
|
Berubah
warna dari putih menjadi merah tua
|
Tabel 1.3 Ph universal
No
|
Perlakuan dengan Ph universal
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Air
abu kayu
|
Ph-nya menjadi 10
|
2
|
Air
abu serbuk gergaji
|
Ph-nya menjadi 8
|
3
|
Air
cuka
|
Ph-nya menjadi 3
|
4
|
Air
galon
|
Ph-nya menjadi 7
|
5
|
Air
kapur
|
Ph-nya menjadi 11
|
Tabel 1.4 Uji nyala
No
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Uji
nyala endapan air abu kayu
|
-
endapan berwarna kuning
-
pada saat endapan dibakar nyala api spritus
berubah warna :
![]() ![]() ![]() ![]()
Saat
dibakar endapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada
-
Setelah dibakar warna endapan berubah menjadi
abu-abu
|
2
|
Uji
nyala endapan air abu serbuk gergaji
|
-
endapan berwarna kuning
-
pada saat endapan dibakar nyala api spritus
berubah warna :
![]() ![]() ![]() ![]()
Saat
dibakar endapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada
-
Setelah dibakar warna endapan berubah menjadi
abu-abu
|
VII. pembahasan
a.
Pembahasan
Dari
warna pembakaran dapat diketahui bahwa warna biru menunjukan bahwa warna nyala
dari Cs (sesium),warna ungu muda
menunjukkan bahwa warna nyala dari K(kalium), warna kuning terus
menunjukkan bahwa warna nyala dari Na ( natrium ),warna orange merah menunjukkan
bahwa warna nyala Ca ( kalsium ). Dari unsur yang didapat pada warna nyala dapat diketahui bahwa unsur
hara tanaman Cs,K, dan Na ialah golongan IA/ alkali dan Ca golongan IIA atau alkali tanah.
Sifat-Sifat Unsur Alkali
- Mempunyai elektron terluar ns- sehingga mengakibatkan :
- Energi ionisasinya rendah (mudah melepaskan elektron)
- Mudah mengalami oksidasi (reduktor kuat).
- Sangat reaktif
- Reaksinya dengan air berlangsung cepat akan membentuk basa dan H2.
- Titk lelehnya rendah karena ikatan logamnya rendah.
- Jari-jari Atom makin besar
2. Merupakan logam lunak
berwarna putih mengkilap dan memilki titik didih rendah.
3. Logam-logam Alkali di peroleh dri elektrolisis
leburan garam halidanya
4.
Jika di bakar pada nyala
bunsen, unsur Alkali akan memperlihatkan sprektrum warna yang khas
Unsur Alkali
|
Sprektrum Warna
|
Li
|
Merah
|
Na
|
Kuning
|
K
|
Ungu
|
Rb
|
Merah
|
Cs
|
Biru
|
VIII. kesimpulan
1.
Dari percobaan yang telah dilakukan,
dapat diidentifikasi bahwa sifat abu tanaman (abu kayu) adalah basa.
2.
Dari percobaan yang telah dilakukan,
dapat diidentifikasi bahwa unsur hara yang terkandung pada abu tanaman (abu
kayu) adalah Cs (sesium), K (kalium), Ca (kalsium) dan Na (natrium).