Senin, 28 Mei 2012

Pembuktian Asam Basa dan Unsur Hara pada Abu Tanaman


 Judul percobaan
            Pembuktian asam basa dan unsur hara pada abu tanaman
II. Tujuan percobaan
1.      Untuk mengidentifikasi sifat air abu tanaman
2.      Untuk mengidentifikasi unsur hara pada abu tanaman
III. Dasar teori

A.    Sejarah

Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier, secara keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-asam okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang berarti "pembentuk asam". Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy, berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan Swedia Svante Arrhenius lalu menggunakan landasan ini untuk mengembangkan definisinya tentang asam. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1884.
Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Brønsted dari Denmark dan Martin Lowry dari Inggris masing-masing mengemukakan definisi protonik asam-basa yang kemudian dikenal dengan nama kedua ilmuwan ini. Definisi yang lebih umum diajukan oleh Lewis pada tahun yang sama, menjelaskan reaksi asam-basa sebagai proses transfer pasangan elektron.

B.     Definisi asam

Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
  • Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
  • Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
  • Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya, definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugasi terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.Sistem asam/basa berbeda dengan reaksi redoks; tak ada perubahan bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa.
C.    Sifat-sifat
Sifat asam :
Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut
:
a.       Memiliki rasa asam atau masam atau kecut jika dikecap
b.      Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air
c.       Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7)
d.      Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam
e.       Jika di uji dengan kertas lakmus mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut :
•    Lakmus biru berubah menjadi warna merah.
•    Lakmus merah tetap berwarna merah.
f.       Menghantarkan arus listrik
g.      Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam (HA) dan air, yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- + H3O+
D.    Pengelompokan asam
Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a.       Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya).
b.      Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian).
Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya  adalah sebagai berikut:
a.    Proses dalam pembuatan pupuk
b.    Proses dalam Pembuatan obat-obatan
c.    Pembersih permukaan logam
d.    Proses pembuatan Bahan peledak
e.    Proses pembuatan Pengawet makanan
No
Nama Asam
Terdapat dalam
1
Asam asetat
Larutan cuka
2
Asam askorbat
Jeruk, tomat, sayuran
3
Asam sitrat
Jeruk
4
Asam tanat
teh
5
Asam karbonat
Minuman berkarbonasi
6
Asam klorida
Lambung
7
Asam nitrat
Pupuk peledak
8
Asam laktat
Susu yang difermentasikan
9
Asam sulfat
Baterai mobil, pupuk
10
Asam benzoat
Bahan pengawet makanan
E.     Penggunaan asam
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin

F.     Basa
Basa kalu menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan  asam (H+) dan menghasilkan air (H2O).
Inilah Beberapa basa yang sudah dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Nama basa
Terdapat dalam
1
Aluminium hidroksida
Deodoran dan antasida
2
Kalsium hidroksida
Mortar dan plester
3
Magnesium hidroksida
Obat urus-urus dan antasida
4
Natrium hidroksida
Bahan sabun
G.    Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut
:
a.       Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit.
b.       Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH
c.       Memiliki pH di atas 7 (pH > 7)
d.      Bersifat elektrolit.
e.       Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut.
 •    Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru.
 •    Lakmus biru -> tetap berwarna biru
f.       Menetralkan sifat asam.
F. Pengelompokan basa
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH
-, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu:
1.      Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida.
2.      Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH” dalam jumlah kecil.Contohnya ammonia.
G.  Penggunaan basa
a.    Bahan dalam pembuatan semen.
b.    Pembuatan deterjen/sabun.
c.    Baking soda dalam pembuatan kue.
H.  Garam
Garam ialah zat senyawa yang telah disusun oleh ion positif (anion) basa dan ion negatif (kation) asam. Jika asam dan basa tepat habis bereaksi maka reaksinya disebut reaksi penetralan (reaksi netralisasi).
Beberapa contoh garam yang dikenal orang sebagai berikut :
No
Nama garam
rumus
Nama dagang
Manfaat
1
Natrium klorida              
NaCI
Garam dapur
Penambah rasa makanan
2
Natrium bikarbonat 
NaHCO3   
baking soda       
Pengembang kue

3
Kalsium karbonat          
CaCO3
kalsit
Cat tembok dan bahan karet
4
Kalsium nitrat       
KNO3        
Saltpeter
   Pupuk dan bahan peledak
5
Kalsium karbonat
K2CO3
potash
Sabun dan kaca
6
Natrium posfat
Na3PO4
TSP
Deterjen
7
Amonium klorida
NH4Cl
salmiak
Baterai kering
Berikut ini adalah karakteristik dari garam.
1.    Memiliki titik lebur yang tinggi.
2.    Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.
3.    Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4.    Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral
 Sifat ini tergantung dari jenis asam/basa kuat pembentuknya.
Secara umum, proses pembentukan garam dirumuskan sebagai berikut.
Asam + Basa
            Garam + Air
Contoh:
2Cu(S) + 2HCl             2CuCl + H2
Reaksi kimia lain yang dapat menghasilkan garam adalah:
1.      Asam + Basa            Garam + Air
2.      Basa + Oksida asam             Garam + Air
3.      Asam + Oksida basa            Garam + Air
4.      Oksida asam + Oksida basa            Garam
5.      Logam + Asam             Garam + H2

Berikut ini ragam indikator.
1.      Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhan)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea
Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah:
a.  Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa.
b. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah:
Nama indi
kator                      trayek pH          Perubahan warna
1. fenolftalein (pp
)                 8,3-10                 tak berwarna-merah muda
2. Metil orange(Mo
)               3,2-4,4               Merah-kuning
3. Metil merah (Mm
)              4,8-6,0               Merah-kuning
4. Bromtimol biru (Bb)
           6,0-7,6               Kuning-biru
5. Metil biru (Mb)        
           10,6-13,4           Biru-ungu
Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1 - 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.
            Indikator, Skala Keasaman dan Kebasaan
Indikator adalah senyawa kompleks yang bisa bereaksi dengan asam dan basa. Indikator digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Selain itu, indikator juga digunakan untuk mengetahui titik tingkat kekuatan asam atau basa. Skala keasaman dan kebasaan ditunjukkan oleh besar-kecilnya nilai pH yang skalanya dari 0 sampai dengan 14. Semakin kecil nilai pH maka senyawa tersebut semakin asam. Sebaliknya, semakin besar nilai pH maka senyawa tersebut semakin bersifat basa.
Indikator dapat terbuat dari zat warna alami tanaman atau dibuat secara sintetis di laboratorium. Syarat dapat atau tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam-basa adalah bisa terjadi perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam atau basa.

IV. Alat dan bahan
a.       Alat
No
Alat
Ukuran
Jumlah
1
Kaleng
-
3 buah
2
Gelas kimia
250 ml
3 buah
3
Gelas kimia
100 ml
3 buah
4
Spatula
-
1 buah
5
Lumpang
Sedang
2 buah
6
Alu
Sedang
1 buah
7
Cawan porselin
Sedang
1 buah
8
Kasa
15 x 15 cm
1 buah
9
Kaki tiga
-
1 buah
10
Pembakar spiritus
-
1 buah
11
Ph universal
-
1 buah
12
Pipet tetes
-
2 buah
13
Plat tetes
-
1 buah
14
Gelas kaca kecil
-
3 buah

b.      Bahan
No
Bahan
Jumlah
1
Bunga karamunting
15 kuntum
2
Bunga kembang sepatu
7 kuntum
3
Kunyit
1 ruas
4
Abu kayu dan abu serbuk kayu
200 ml
5
Kapur sirih
9 tetes
6
Cuka
9 tetes
7
Air galon
9 tetes
8
Spritus
250 ml
9
Fenolftalein
6 tetes
10
Kertas saring 8x8cm
4 kertas
11
Lakmus biru dan merah
8 buah
12
Korek api
5 batang

V. Cara kerja
1.      Membakar sampah organik (serpihan kayu) sampai menjadi abu
2.      Memasukkan abu hasil pembakaran dalam wadah kaleng
3.      Mencampurkan abu dengan air dengan perbandingan 1:2
4.      Mengendapkan larutan selama 1 malam
5.      Menyaring filtrat dengan endapannya, kemudian menguji dengan indikator alami seperti bunga karamunting, kembang sepatu dan kunyit
6.      Amati warnanya dan tentukan sifat filtrat abu tersebut
7.      Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan, dapat dibuat dengan membuat larutan asam (cuka), larutan basa (air kapur), dan larutan netral (air galon)
8.      Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan, jika terdapat endapan, lakukan uji nyala dengan cara membakar endapan, amati warna pembakaran
VI. Hasil pengamatan
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
Warna awal

a.    Air abu kayu
Warna kuning
b.    Air abu serbuk gergaji
Warna kecoklatan
c.    Air galon
Warna bening
d.   Air kapur
Warna putih
e.    Air cuka
Warna bening
f.     Indikator bunga karamunting
Warna ungu
g.    Indikator bunga kembang sepatu
Warna merah
h.    Indikator kunyit
Warna kuning pekat
Perubahan warna
1
Air abu kayu + indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air abu kayu

a.    Bunga karamunting
Warna berubah menjadi hijau lumut
b.    Kembang sepatu
Warna berubah menjadi hijau lumut
c.    kunyit
Warna berubah menjadi kecoklatan
2
Air abu serbuk gergaji + indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air abu serbuk gergaji

a.    bunga karamunting
Warna berubah menjadi hijau kekuningan
b.    kembang sepatu
Warna berubah menjadi hijau lumut
c.    kunyit
Warna berubah menjadi hijau kecoklatan
3
Air cuka + indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air cuka

a.    bunga karamunting
Warna berubah menjadi merah muda (pink)
b.    kembang sepatu
Warna berubah menjadi merah cerah
c.    kunyit
Warna berubah menjadi kuning cerah
4
Air kapur + indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air kapur

a.    bunga karamunting
Warna berubah menjadi hijau kecoklatan
b.    kembang sepatu
Warna berubah menjadi hijau tua
c.    kunyit
Warna berubah menjadi kecoklatan
5
Air galon + indikator
Indikator ditetesi 3 tetes air galon

a.    bunga karamunting
Warna berubah menjadi ungu muda
b.    kembang sepatu
Warna berubah menjadi merah
c.    kunyit
Warna berubah menjadi kuning

Tabel 1.2 Fenolftalein
No
Perlakuan dengan fenolftalein
Hasil pengamatan
1
Air abu kayu
Berubah warna dari kuning pucat menjadi pink tua
2
Air abu serbuk gergaji
Berubah warna dari kecoklatan menjadi pink tua
3
Air cuka
Berubah warna dari beningmenjadi bening
4
Air galon
Berubah warna dari beningmenjadi bening
5
Air kapur
Berubah warna dari putih menjadi merah tua

Tabel 1.3 Ph universal
No
Perlakuan dengan Ph universal
Hasil pengamatan
1
Air abu kayu
Ph-nya menjadi 10
2
Air abu serbuk gergaji
Ph-nya menjadi 8
3
Air cuka
Ph-nya menjadi 3
4
Air galon
Ph-nya menjadi 7
5
Air kapur
Ph-nya menjadi 11

Tabel 1.4 Uji nyala
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Uji nyala endapan air abu kayu
-          endapan berwarna kuning
-          pada saat endapan dibakar nyala api spritus berubah warna :
*      2 menit pertama biru
*      2 menit kedua ungu
*      2 menit ketiga orange merah
*      2 menit keempat kuning
Saat dibakar endapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada
-          Setelah dibakar warna endapan berubah menjadi abu-abu
2
Uji nyala endapan air abu serbuk gergaji
-          endapan berwarna kuning
-          pada saat endapan dibakar nyala api spritus berubah warna :
*      2 menit pertama biru
*      2 menit kedua ungu
*      2 menit ketiga orange merah
*      2 menit keempat kuning
Saat dibakar endapannya ada nyala warna merah dari endapan yang ada
-          Setelah dibakar warna endapan berubah menjadi abu-abu


VII. pembahasan
a.       Pembahasan
Dari warna pembakaran dapat diketahui bahwa warna biru menunjukan bahwa warna nyala dari Cs  (sesium),warna ungu muda menunjukkan bahwa warna nyala dari K(kalium), warna kuning terus menunjukkan bahwa warna nyala dari Na ( natrium ),warna orange merah menunjukkan bahwa warna nyala Ca ( kalsium ). Dari unsur yang didapat pada warna nyala dapat diketahui bahwa unsur hara tanaman Cs,K, dan Na ialah golongan IA/ alkali dan Ca golongan IIA  atau alkali tanah.

Sifat-Sifat Unsur Alkali
  1. Mempunyai elektron terluar ns- sehingga mengakibatkan :
    1. Energi ionisasinya rendah (mudah melepaskan elektron)
    2. Mudah mengalami oksidasi (reduktor kuat).
    3. Sangat reaktif
    4. Reaksinya dengan air berlangsung cepat akan membentuk basa dan H2.
    5. Titk lelehnya rendah karena ikatan logamnya rendah.
    6.  Jari-jari Atom makin besar
2. Merupakan logam lunak berwarna putih mengkilap dan memilki titik didih rendah.
3. Logam-logam Alkali di peroleh dri elektrolisis leburan garam halidanya
4. Jika di bakar pada nyala bunsen, unsur Alkali akan memperlihatkan sprektrum warna yang khas
Unsur Alkali
Sprektrum Warna
Li
Merah
Na
Kuning
K
Ungu
Rb
Merah
Cs
Biru


VIII. kesimpulan
1.      Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi bahwa sifat abu tanaman (abu kayu) adalah basa.
2.      Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi bahwa unsur hara yang terkandung pada abu tanaman (abu kayu) adalah Cs (sesium), K (kalium), Ca (kalsium) dan Na (natrium).

Tidak ada komentar: