I.JUDUL PERCOBAAN
Zat aditif
bahan makanan ringan dan minuman berenergi
II.TUJUAN PERCOBAAN
1.
Meneliti
kandungan zat pada makanan jajanan dan minuman berenergi
2.
Menguji
zat warna pada makanan jajanan pasar yang dijual disekolah
III.ALAT DAN BAHAN
a. A. Alat
No
|
Alat
|
Jumlah
|
1
|
Gunting
|
1 buah
|
2
|
Pulpen
|
1 buah
|
3
|
Pensil
|
1 buah
|
4
|
Mistar
|
1 buah
|
5
|
Kertas
Saring
|
2 buah
|
6
|
Tempat
air
|
1 buah
|
b. B. Bahan
No
|
Bahan
|
1
|
Snack
richees sipp jagung bakar
|
2
|
Snack
richees siip coklat
|
3
|
Snack
richees nabati
|
4
|
Snack
jaipong
|
5
|
Kecap
cap bango
|
6
|
Saos
sambal ABC botol
|
7
|
Saos
sambal sachet
|
8
|
Tinta
|
9
|
Air
|
IV.DASAR TEORI
Minuman
berenergi diklasifikasikan sebagai suplemen dan dipromosikan dapat menambah
energi, stamina, kinerja atletik, dan konsentrasi serta menurunkan berat badan.
Bahan umum yang digunakan yakni gula atau pemanis buatan, vitamin, suplemen
herbal, dan yang paling penting; sejumlah besar stimulan seperti kafein,
taurine, dan guarana, yang mempengaruhi sistem kardiovaskular.
Berikut adalah bahaya minuman energi :
1.
Mengandung gula tinggi
Kandungan gula
yang tinggi dalam minuman berenergi bisa memicu peningkatan kadar gula darah,
merusak gigi dan menyebabkan pertambahan berat badan. Pastikan Anda memeriksa
kemasan untuk mengetahui berapa jumlah gula dalam minuman tersebut. Bandingkan
dengan minuman soda dan Anda akan menemukan kandungan gula dalam minuman energi
lebih tinggi.
2.
Bahaya untuk anak
Paparan kafein
dan gula yang tinggi pada anak-anak lebih berbahaya daripada pada orang dewasa.
Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga dampaknya negatifnya lebih
buruk di masa depan. Lagi pula minuman energi tidak mengandung zat gizi apa
pun.
3.
Menyebabkan dehidrasi
Menyebabkan
dehidrasi Kandungan gula yang tinggi
bisa menyebabkan penyerapan air ke dalam tubuh terhambat sehingga menimbulkan
risiko dehidrasi. Tubuh yang dehidrasi justru memiliki performa yang buruk, baik
saat Anda sedang beraktivitas atau duduk di belakang meja. Jika Anda merasa
tidak bisa meninggalkan minuman berenergi disarankan untuk mengonsumsi segelas
air setelah menenggak minuman energi.
4.
Menyebabkan jantung berdebar
Kafein bisa
menyebabkan tekanan darah meningkat dan
jantung terasa berdebar-debar, terutama bagi mereka yang sensitif. Reaksi yang
berbahaya pada minuman energi yang bisa terjadi antara lain rasa pusing, mual,
sakit maag, tremor, serta mati rasa.
Zat
aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam
pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu, lebih menarik dengan rasa yang
enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan
makanan atau dikenal dengan nama lain “food additive”.
Zat
aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk
memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan
gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.
Bahan
yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat:
1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
2. membuat makanan tampak lebih menarik;
3. meningkatkan cita rasa makanan; dan
4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama
atau tidak cepat basi dan busuk.
Zat-zat
aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses
pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa
sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin
terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia
yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu:
1. zat aditif yang berasal dari sumber alami,
seperti lesitin dan asam sitrat;
2. zat aditif sintetik dari bahan kimia yang
memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia
maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.
Berdasarkan
fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai
zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk
makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya.
1.
Zat Pewarna
Pemberian warna pada makanan
umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga
menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan
sebagai zat aditif pada makanan adalah:
a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak
bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau
daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.9, warna
cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah
dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka
dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari
bahan-bahan kimia.
b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari
bahan-bahan kimia.
Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna
sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih
banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja
memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok
dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat
pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat
membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen
(penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika
membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu
bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman
tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.
Pewarna
alami adalah pigmen – pigmen yang diperoleh dari bahan nabati, hewani, bakteri,
dan alga. Pigmen tersebut antara lain:
1.
Antosianin (oranye, merah, biru)
2.
Betasianin dan betanin (kuning dan merah)
3.
Karotenid (kuning, merah, dan oranye)
4.
Klorofil (warna hijau sampai hijau kotor)
5.
Flavoid (kuning)
6.
Tanin (kuning)
7.
Betalain (kuning dan merah)
8.
Kuinon (kuning sampai hitam)
9.
Xantin (kuning)
10.
Pigmen heme (merah dan cokalt)
Beberapa
faktor mengapa orang-orang menggunakan pewarna pada makanan diantaranya:
1.
mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan
kelembabpan
2.
memperbaiki variasi warna
3.
menguatkan warna yang terjadi secara alami
4.
mewarnai bahan makanan yang tak berwarna
5.
membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera
Pada
bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis
terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan
tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun, Hiperaktivitas adalah suatu
keadaan dimana anak memiliki kesulitan untuk mengontrol perilaku dan memusatkan
perhatian sehingga timbul aktivitas yang berlebih dan tak terkendali.
Beberapa
jenis pewarna buatan yang terkenal dan beberapa efek samping yang
ditimbulkannya :
1.
Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine
adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Yang
berakibat meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh
ribu orang dan menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam
kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis
sistemik (shock). Zat ini akan lebih berbahaya lagi pada penderita asma atau
orang yang sensitif terhadap aspirin.
2.
Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset
Yellow dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan,
keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil
individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis,
alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah. zat ini telah
dihubungkan dengan peningkatan kejadian tumor pada hewan dan kerusakan
kromosom, namun Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menemukan bukti
insiden tumor meningkat baik dalam jangka pendek dan jangka panjang karena
konsumsi Sunset Yellow.
3.
Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau
4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk seperti:
selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Zat tersebut berpotensi memicu
hiperaktivitas pada anak, dan dianggap karsinogenik (penyebab kanker) di
beberapa negara.
4. Allura Red (E129)
Allura
Red adalah pewarna sinetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman.
Allura Red sudah dilarang di banyak negara.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi
hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. dalam
studi itu, 52% telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit.
5.
Quinoline Yellow (E104)
Pewarna
makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi.
Zat ini sudah dilarang di banyak negara karena meningkatkan risiko
hiperaktivitas dan serangan asma.
Beberapa
pewarna alami adalah sebagai berikut :
a.
Klorofil
Klorofil
adalah zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun.. Terdapat dua
jenis klorofil yang telah berhasil diisolasi yaitu klorofil a dan klorofil b.
keduanya terdapat pada tanaman dengan perbandingan 3:1. Klorofil a termasuk
dalam pigmen yang disebut porfirin; hemoglobin juga termasuk di
dalamnya.Klorofil a mengandung atom Mg yang diikat dengan N dari dua cincin
pirol dengan ikatan kovalen serta oleh dua atom N dari dua cincin pirol
lainmelalui ikatan koordinat; yaitu N dari pirol yang menyumbangkan pasangan
elektronnya pada Mg (pada gambar dinyatakan dengan garis putus-putus).
b.
Mioglobin dan Hemoglobin
Mioglobin
dan hemoglobin ialah zat warna merah pada daging yang tersusun oleh protein
globin dan heme yang mempunyai inti berupa zat besi. Heme merupakan senyawa
yang terdiri dari dua bagian yaitu atom zat besi dan suatu cincin plana yang
besar yaitu porfirin. Porfirin tersusun oleh empat cincin pirol yang
dihubungkan satu dengan lainnya dengan jembtan meten. Heme juga disebut
feroprotoporfirin. Baik hemoglobin maupun mioglobin memiliki fungsi yang serupa
yaitu berfungsi dalam transfor oksigen untuk keperluan metabolisme.
c.
Karotenoid
Karotenoid
merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye yang
terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun tanaman, misalnya
fukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin, dan neoxanthin
terdapat pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabe merah, biksin
pada annatto, caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.
Berdasarkan
sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye
merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye
biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan
gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu.
Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok
untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang
mengandung lemak dan minyak.
2.
Zat Pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa
manis pada makanan dan minuman. Zat
pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
a.
Zat pemanis alami.
Pemanis
ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu,
zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis
alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami
secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah
gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung
pemanis alami terlalu tinggi.
b.
Zat pemanis buatan atau sintetik.
Pemanis
buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai
sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis
(diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti
pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat,
magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan
memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami.
Garamgaram siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan
kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin
memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%.
Walaupun pemanis buatan memiliki
kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang
berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya,
penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa
pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain,
garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan
senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat
menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping
berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
Beberapa
pemanis buatan yang sering digunakan adalah:
1.
Sakarin
Tingkat
kemanisan sakarin adalah 300 kali lebih manis daripada gula. Karena tidak
mempunyai nilai kalori, sakarin sangat populer digunakan sebagai pemanis
makanan diet.
2. Siklamat
Tingkat
kemanisannya 30 kali lebih manis daripada gula dan tidak memberikan after taste.
Siklamat dilarang penggunaannya karena produk degradasinya yaitu sikloheksil
amina bersifat karsinogenik. Hidrolisis tersebut terjadi akibat kegiatan ezim
yang dihasilkan pada sistem pencernaan monogastrik.
3.
Aspartam
Aspartam
atau metil ester dari L-aspartil-L-fenilalanin merupakan pemanis yang mempunyai
nilai kalori karena aspartam merupakan suatu dipeptida dengan kadar kemanisan
yang tinggi (200 kali sukrosa). Karena merupakan dipeptida, Asapartam mudah
terhidrolisis, mudah mengalami reaksi kimia yang biasa terjadi pada komponen
pangan lainnya dan mungkin terdegradasi oleh mikroba. Hal tersebut tentunya
merupakan limitasi penggunaan aspartam pada produk-produk pangan berkadar air
tinggi. Jika mengalami hidrolisis aspartam akan kehilangan rasa manisnya. Di
dalam makanan aspartam dapat mengalami kondensasi intramolukuler menghasilkan
diketo piperazin.Biasanya digunakan untuk es cream.
4.
Asesulfam K.
Asesulfam
K adalah senyawa 6-metil-1,2,3-oksatizin-4(3H)-on-2,2-dioksida atau merupakan
asam asetoasetat dan asam sulfamat. Tingkat kemanisan asesulfam adalah 200 kali
lebih manis daripada sukrosa. Pengujian laboratorium telah membuktikan bahwa
sesulfam K tidak berbahaya bagi manusia dan stabilitasnya selama pengolahan
sangat baik.
Sedangkan
zat pemanis alami dibedakan menjadi:
1.
Pemanis nutrifi
Pemanis
alami yang menghasilkan kalori. Berasal dari tumbuhan, hewan, dan hasil
pengurain karbohidrat. Pemanis ini bisa mengakibatkan obesitas.
2.
Pemanis nonnutriffi
Pemanis
alami yang tidak menghasilkan kalori. Berasal dari tumbuhan dan dari
kelompok protein
3.
Zat Pengawet
Zat
pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman
agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah,
atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/
jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat
dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun,
atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual
di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal
yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat
dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan.
Seperti halnya zat pewarna dan
pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat
pengawet buatan.
Zat pengawet alami berasal dari
alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan
(manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
Zat
pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia.
Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat
atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam
natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk
mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu
natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan
daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman
penyegar juga termasuk zat pengawet.
Selain pengawet yang aman untuk
dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk
mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang
biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang
sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti
bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko
kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk
mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks. Pengawet
ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba
penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga
lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti
dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks
termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi
kesehatan, di antaranya:
a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati,
dan kulit;
b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan
stimulasi saraf pusat;
c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati;
dan
d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung
boraks sebanyak 3–6 gram.
Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang
digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan
mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong
perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan
zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau
pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan
dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.
Fungsi pengawet adalah:
•
mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu
•
menjaga kualitas yang memadai
•
sebagai penambah daya tarik makanan
Tiga macam zat pengawet:
1.
GRAS (General Recognized as Safe) bersifat alami, aman, dan tidak menimbulkan
efek racun.
2.
ADI (Accpeptable Daily Intake) ditetapkan batas penggunaanya untuk melindungi
konsumen
3.
Zat yang tidak layak untuk dikonsumsi contoh: boraks, formalin, dan rhodamin –
b.
Bahan pengawet buatan yang tidak
diperbolehkan adalah formalin dan boraks :
1.
Formalin (Formaldehyde solution)
Formalin
merupakan suatu larutan yang tidak berwarna, berbau tajam yang mengandung lebih
kurang 37 % formaldehit dalam air, biasanya ditambahkan mineral 10-15 % sebagai
pengawet, Penggunaan formalin seharusnya untuk Pembunuh kuman, sehingga
dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian; Pembasmi lalat
dan berbagai serangga, bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin
kaca dan bahan peledak; Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras
lapisan gelatin dan kertas; Bahan untuk pembuatan produk parfum; Bahan pengawet
produk kosmetika dan pengeras kuku; Bahan untuk insulasi busa; Pencegah korosi
untuk sumur minyak dan Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Namun
sungguh mengerikan karena saat ini marak digunakan formalin sebagai sering
digunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah sehingga dapat menyebabkan
kanker paru-paru, gangguan pada jantung, gangguan pada alat pencernaan,
gangguan pada ginjal dll.
Bahaya
formalin pada kesehatan: Dalam jangka pendek (akut), bila tertelan formalin
maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menekan, mual, muntah
dan diare, dapat terjadi pendarahan, sakit perut hebat, sakit kepala,
hipotensi, (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Disamping
itu formalin juga menyebabkan kerusakan jantung, hati, otak, limpa, pankreas,
sistem saraf pusat dan ginjal. Jangka panjang (kronik), mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya tampak setelah jangka
panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh. Timbul iritasi pada
saluran pernafasan, muntah, sakit kepala, rasa terbakar pada tenggorokan, dan
rasa gatal di dada. Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada
manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker).
Tanda dan
gejala keracunan formalin: Menyebabkan rasa terbakar pada mulut, saluran
pernafasan dn perut, sulit menelan, diare, sakit perut, hipertensi, kejang dan
koma. Kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf
pusat dan gangguan ginjal. Berdasarkan temuan patologis, formaldehid merusak
jaringan dan menyusutkan selaput lendir, juga merusak hati, ginjal, jantung dan
otak.
Ciri-ciri
produk pangan yang mengandung formalin :
a.
Ciri-ciri ikan asin yang mengandung formalin:
1)
Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada suhu kamar (25 derajad celcius),
2)
Warna bersih dan cerah,
3)
Tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur,
4)
Tidak dihinggapi oleh lalat bila ditaruh ditempat terbuka.
b.
Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin:
1)
Tekstur lebih kenyal
2)
Tidak mudah hancur
3)
Lebih awet dan tidak mudah busuk
4)
Beraroma menyengat karena ada formalin.
c.
Ciri-ciri mie basah yang mengandung formalin:
1)
Tampak sangat berminyak
2)
Lebih awet dan tidak mudah basi
3)
Beraroma menyengat karena ada formalin.
d.
Ciri-ciri ikan basah yang mengandung formalin:
1)
Warna putih bersih dan tekstur kenyal
2)
Insang berwarna merah tua bukan merah segar
3)
Lebih awet dan tidak mudah busuk.
e.
Ciri-ciri ayam yang mengandung formalin:
1)
Warna putih bersih
2)
Lebih awet dan tidak mudah busuk.
2.
Boraks
Penggunaan
boraks atau pijer atau kie dapat merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang
banyak digunakan dalam berbagai industri nonpangan khususnya industry kertas,
gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan
campuran boraks.
Boraks
sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk
gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau
“Lempeng”. Disamping itu boraks digunakan untuk industri makanan seperti dalam
pembuatan mie basah, lontong, ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap.
Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan
bakso yang menggunakan banyak daging disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang
mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus
dan renyah.
Boraks
yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret,
kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan, gangguan pada kulit,
gangguan pada otak, gangguan pada hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak,
boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang
sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun,
kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian. Dengan gejala sebagai berikut:
a.
Tanda dan gejala akut
-
Muntah
-
diare
-
merah dilendir
-
konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b.
Tanda dan gejala kronis
-
Nafsu makan menurun
-
Gangguan pencernaan
-
Gangguan SSP : bingung dan bodoh
-
Anemia, rambut rontok dan kanker
Bahan
pengawet yang aman dipakai, namun bahaya jika terlalu berlebih:
a.
Kalisum benzoate
Pengawet
ini bisa menghambat pertumbuhan bakteri penghasil racun, bakteri spora, dan
bkateri bukan pembusuk, Bahan ini menimbulkan kesan aroma fenol, Bahan pengawet
ini digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah,
siro, dan ikan asin. Dampak negatif dari bahan ini adalah menimbulkan asma bagi
penderitannya.
b.
Sulfur dioksida (so2)
Digunakan
pada sari buah, buah kering, sirop, dan acar. Bahan ini berisiko menyebabkan
perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan
alergi.
c.
Kalium nitrit
Bahan ini
berwarna putih dan kuning, yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri
pada daging dan ikan dalam waktu singkat. Efek samping dari bahan ini adalah
kesulitan bernafas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah–muntah.
d.
Kalsium propionat/natrium propionat
Keduannya
termasuk golongan asam propionat, yang digunakan untuk mencegah jamur atau
kapang. Bahan ini menyebabkan migren, kelelahan, dan insomnia.
e.
Natrium metasulfat
Digunakan pada produk roti dan tepung.
Bahan ini menyebakan alergi pada kulit.
f.
Asam sorbet
Digunakan pada prduk jeruk, keju, salad
buah, dan produk minuman. Bahan ini bisa menyebabkan perlukaan kulit.
Bahan–bahan
pengawet yang berbahaya antara lain:
1.
Natamysin, yang digunakan pada produk daging dan keju, yang menyebabakan mual,
muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit.
2.
Kalium asetat, digunakan pada makanan yang asam dan bisa menyebabkan rusaknya
ginjal.
3.
Butil hidroksi anisol (bha), biasanya terdapat pada daging babi dan sosis, minyak
sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instan.
4.
Zat Penyedap Cita Rasa
Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam
rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti
cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak
lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab
yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika
rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa
tertentu pada makanan.Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada
pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh
zat penyedap cita rasa hasil sintesis:
a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma
seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
b. etil butirat, akan memberikan rasa dan
aroma seperti buah nanas pada makanan;
c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma
seperti buah pisang;
d. amil valerat, jika makanan diberi zat
penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
Selain zat penyedap rasa dan
aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa
yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa
monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan
pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang
berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan
kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat
penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan
kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia
sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam
kemasannya.
Seringkali
suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu
fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan
daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis,
tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang
dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa
dan aroma khas pada makanan.
Kromatografi
adalah proses pemisahan yang digunakan untuk memisahkan campuran molekuler
berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen dan distribusi molekul-molekul
dalam dua fasa diam (adsorben) dan fasa bergerak (eluen). Dengan perkataan lain
prinsip dasar dalam analisa kromatografi adalah berdasarkan pada prinsip
distribusi fasa yakni suatu perpindahan komponen-komponen zat yang dianalisa
dari suatu fasa yang bergerak (eluen) menuju ke fasa lain yang diam (adsorben)
yang dilaluinya. Eluen adalah pelarut yang dipakai dalam proses
migrasi/pergerakan dalam membawa komponen-komponen zat sampel atau fasa yang
bergerak melalui fasa diam dan membawa komponen-komponen senyawa yang akan
dipisahkan. Sedangkan adsorben adalah fasa diam yang mengikuti/menyerap zat
yang dianalisa, contohnya kertas, kanji, selulosa, silika gel, dll. Distribusi
fasa atau perpindahan molekul suatu komponen dari fasa yang bergerak menuju ke
fasa diam yang dilaluinya merupakan suatu proses kesetimbangan. Apabila tetapan
kesetimbangan dari molekul komponen-komponen dari zat yang akan dianalisa terhadap
ke dua fasa yang bergerak dan fasa diam yang dilaluinya berbeda, maka akan
terjadi pemisahan komponen-komponen tersebut. Bila suatu komponen mempunyai
daya ikat pada fasa diam yang dilaluinya lebih besar, maka komponen tersebut
akan lebih dahulu terikat/diadsorbsi oleh fasa padat daripada komponen yang
lainnya. Sebagai hasil analisa kromatografi, daerah pemisahan komponen pada
fasa diam akan berupa pita lurus.
Distribusi molekul dapat berupa distribusi fasa adsorbsi dan distribusi fasa partisi. Distribusi fasa adsorbsi yaitu distribusi fasa yang terjadi karena adanya perbedaan daya adsorbsi komponen-komponen pada fasa padat. Sedangkan distribusi fasa partisi yaitu distribusi fasa yang terjadi karena perbedaan kelarutan komponen-komponen dalam pelarut-pelarut yang tidak saling melarutkan.
Distribusi molekul dapat berupa distribusi fasa adsorbsi dan distribusi fasa partisi. Distribusi fasa adsorbsi yaitu distribusi fasa yang terjadi karena adanya perbedaan daya adsorbsi komponen-komponen pada fasa padat. Sedangkan distribusi fasa partisi yaitu distribusi fasa yang terjadi karena perbedaan kelarutan komponen-komponen dalam pelarut-pelarut yang tidak saling melarutkan.
Kromatografi dapat digunakan untuk sbb :
1. Menentukan konsentrasi suatu zat sampel.
2. Menentukan kemurnian zat sampel.
3. Memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat.
4. Menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat sampel dengan menghitung harga Rf (Ratio formation) tiap komponen.
1. Menentukan konsentrasi suatu zat sampel.
2. Menentukan kemurnian zat sampel.
3. Memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat.
4. Menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu zat sampel dengan menghitung harga Rf (Ratio formation) tiap komponen.
V.
PROSEDUR KERJA
1. Potong kertas saring dengan
ukuran (3 cm x 9 cm) persegi panjang
2. Tarik garis sebesar 1 cm dari ujung kertas secara horizontal menggunakan pensil.
2. Tarik garis sebesar 1 cm dari ujung kertas secara horizontal menggunakan pensil.
3. Haluskan bahan-bahan yang belum halus,dan encerkan sedikit dengan air
4. Buat satu titik yang tepat berada di tengah garis yang telah dibuat,untuk tanda tempat uji bahan-bahan yang di teliti di bubuhkan.
4. Buat satu titik yang tepat berada di tengah garis yang telah dibuat,untuk tanda tempat uji bahan-bahan yang di teliti di bubuhkan.
5. Sebanyak 40 ml pelarut yaitu air dituang ke
dalam mangkok sedang
6. Bubuhkan bahan-bahan yang akan di uji pada garis yang berada pada bagian bawah kertas kromatografi/ kertas saring. Usahakan untuk membuat titik kecil dan jelas pada kertas, jaga agar titik yang dibuat untuk setiap percobaan tetap sama
7. Akibat dari efek kapiler kertas pada pelarut, maka larutan warna akan bergerak menuju ke bagian atas kertas, dan seiring dengan bergeraknya larutan, maka zat warna yang ada akan terpisah berdasarkan perbedaan densitasnya.
6. Bubuhkan bahan-bahan yang akan di uji pada garis yang berada pada bagian bawah kertas kromatografi/ kertas saring. Usahakan untuk membuat titik kecil dan jelas pada kertas, jaga agar titik yang dibuat untuk setiap percobaan tetap sama
7. Akibat dari efek kapiler kertas pada pelarut, maka larutan warna akan bergerak menuju ke bagian atas kertas, dan seiring dengan bergeraknya larutan, maka zat warna yang ada akan terpisah berdasarkan perbedaan densitasnya.
VI. HASIL
PENGAMATAN
Komposisi pada
beberapa minuman berenergi dan makanan ringan :
Ø Hemaviton :
-
Taurine 1000 mg
-
1,3,7
trimethylxanthine 50 mg
-
Ginseng extract
250 mg (setara dengan serbuk akar ginseng)
-
Vitamin B3
(nicotinamide) 20 mg
-
Vitamin B5
(patothenic acid) 5 mg
-
Vitamin B6
(pyridoxine HCl) 5 mg
-
Vitamin B8
(inositol) 50 mg
-
Vitamin B12
(cyanocobalamine) 5 mg
Ø Extra joss :
-
Taurine 1000 mg
-
Vitamin B2
(sodium phosphate)
-
Ekstrak ginseng
korea 350 mg (setara dengan serbuk ginseng)
-
Vitamin B3 16
mg
-
Viamin B5 5 mg
-
Vitamin B6 1,5
mg
-
Vitamin B8 10
mg
-
Vitamin B9
(asam folat) 100 mg
-
Vitamin B12 1
mg
-
Royal jeli 2 mg
-
1,3,7
trimethylxanthine 50 mg
Ø Kukubima Ener-G
-
Panax radix
extract (ginseng) setara dengan 300 mg serbuk ginseng
-
Royal jeli 30
mg
-
Honey 100 mg
-
Taurine 1000 mg
-
Caffeine (1,3,7
trimethylxantine) 50 mg
-
Vit B3 20 mg,
vit B6 5 mg, vit B12 5 mg
-
Aspertame,
cyclamate (sodium cyclchexanesulfamate), acesulfame,sodium bicarbonate, citrit
acid, flavour, carmoisine Cl 14720, briliant blue Cl 42090
Ø CHITATO :
Kentang, minyak kelapa sawit (mengandung antioksidan TBHQ), bumbu
rasa ayam barbeque (mengandung bubuk daging ayam, penguat rasa Mononatrium
glutamat, Dinatrium inosinat, Dinatrium guanilat dan hidrosilat protein nabati)
Ø CHEETOS NET :
Terigu, tapioka, minyak kelapa sawit (mengandung antioksidan TBHQ),
bumbu rasa lumput laut (mengandung penguat rasa mononatrium glutamat, natrium
ribonukleotida, rumput laut), pengembang gula, dan garam
Ø LEO :
Tepung kentang, minyak nabati, bumbu rasa ayam (penguat rasa
mononatrium glutamat, pewarna karamel), pengemulsi monogliserida nabati
(mengandung antioksidan alfa tokoferol dan askorbil palmitat)
Ø TARO :
Tepung terigu, tapioka, minyak nabati,bumbu rasa balado(MSG,
dinatrium inosianat dan guanilat), deoresin (cabe dan lada), gula, garam dan pengembang
kue.
Hasil pengamatan uji kandungan
zat warna pada makanan dengan cara kromatografi :
No.
|
Nama jajanan
|
Setelah diuji dengan cara kormatografi
|
1
|
Jaipong
|
Sampel
jaipong tetap
|
2
|
Richeese sipp rasa
keju
|
Sampel Richeese sipp
rasa keju tetap
|
3
|
Richeese
sipp rasa coklat
|
Sampel
Richeese sipp rasa coklat tetap
|
4
|
Richeese nabati
|
Sampel Richeese
nabati tetap
|
5
|
Kecap
bango
|
Sampel
kecap naik
|
6
|
Saos ABC
|
Sampel saos tetap
|
7
|
Sambal
nasional sachet
|
Sampel
sambal tetap
|
8
|
Tinta merah
|
Sampel tinta naik
|
VII.PEMBAHASAN
Dalam
percobaan ini digunakan kertas kromatografi
yaitu kerats saring sebagai medium penyerapan larutan pengembang. Kertas tersebut
diukur dan dibagi 7 bagian dengan sama besar berukuran cm x cm. Pada kolom 1 sampai kolom tujuh
secara berturut-turut ditetesi dengan snack jaipong; snack RICHEES nabati SIIP rasa jagung bakar; snack
RICHEES nabati SIIP rasa coklat ; tinta
; saos dalam bentuki sachet ; saos botol ABC ; kecap cap Bango ; dan Richees
keju,yang sudah di haluskan terlebih dahulu dan dicampurkan dengan sedikit air,
setelah kering, kertas
dicelupkan dalam air
Dalam percobaan ini digunakan metode
ascending, dimana pelarut maupun komponen akan teradsopsi dan bergerak ke atas
dengan gaya kapiler pada kertas kromatografi, berlawanan dengan gaya gravitasi
hingga ¾ bagian dari panjang kertas kromatografi tersebut. Dari hasil percobaan
didapatkan pada Tinta larutan warna
bergerak menuju ke bagian atas kertas, dan seiring dengan bergeraknya
larutan, zat warna yang ada terpisah
menunjukkan bahan tersebut tergolong berbahaya . Pada Kecap larutan menyebar
karena densitasnya membuat larutan menyebar pada media kertas, Sedangkan pada snack
Jaipong,Saos Sachet, Snack Richees
rasa Jagung,Snack Richees rasa Coklat,Snack nabati keju,dan saos tomat ABC
tidak mengalami perubahan maka tidak tergolong berbahaya dan menunjukan itu sehat
untuk di konsumsi.
VIII.KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
Kromatografi kertas merupakan kromatografi
dengan menggunakan kertas penyaring sebagai penunjang fase diam dan fase
bergerak, berupa cairan yang terserap di antara struktur pori kertas.
Akibat dari efek kapiler kertas pada
pelarut, maka larutan warna akan bergerak menuju ke bagian atas kertas, dan
seiring dengan bergeraknya larutan, maka zat warna yang ada akan terpisah
berdasarkan perbedaan densitasnya.
Larutan warna yang bergerak keatas dan bergerak cepat menandakan mengandung zat
pewarna yang tidak baik bagi tubuh.
Daftar
Pustaka
Basset, J, et al. 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis
Kuantitatif Anorganik. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Day & Underwood.
1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990.
Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Svehla, G. 1979.
Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Jilid
1 Edisi Kelima. PT. Kalman Media
Pustaka. Jakarta.
2 komentar:
Kertas kromatografi nya beli dimana ya?
Terimakasih.. sangat membantu Dan bisa dibuat contoh.
Posting Komentar